Inilah Data Pribadi yang Tidak Boleh Kamu Berikan ke Orang Lain


Selayaknya dua sisi mata uang, kemajuan teknologi memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Sisi positifnya, banyak orang yang merasa kehidupan sehari-harinya terbantu dan termudahkan. Namun, kemajuan teknologi juga dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab. Mereka memaksimalkan celah untuk melakukan berbagai aksi kriminal, termasuk penipuan.  

Kurangnya edukasi dan sosialisasi tentang dunia digital membuat sebagian orang dengan mudahnya termakan kata-kata meyakinkan dari sang penipu (dikenal dengan istilah social engineering). Dari situ, mereka dengan sadar atau tanpa sadar memberikan beberapa data pribadi yang seharusnya tidak boleh diberikan kepada siapapun.  

Tanpa mengenal pekerjaan ataupun status sosial, siapa saja yang tidak waspada bisa terjerat modus penipuan ini. Sebut saja namanya Rachmat (hanya tokoh rekaan), seorang driver ojek online. 

Modusnya pun cukup unik. Kala itu, Rachmat yang sedang bersantai di warung kopi mendapatkan sebuah nomor telepon tidak dikenal menghubunginya dan mengaku sebagai customer service perusahaan ojek online tempatnya bernaung.  



Si penelepon memberikan iming-iming bonus atau point reward. Dengan nada meyakinkan, si penelepon meminta Rachmat untuk memberitahukan beberapa data pribadi seperti nomor kartu ATM dan kode verifikasi (OTP) yang dikirim via SMS. 

Karena kepalang percaya dan senang, ia pun memberikan semua data tersebut. Namun sayang, karena ketidaktahuannya tersebut, Rachmat menjadi salah satu korban penipuan dan uang di rekeningnya raib diambil si penipu.  

Lain lagi dengan Sri (tokoh rekaan), pemilik online shop (olshop). Dia mendapat pesan WhatsApp dari seseorang yang mengaku ingin membeli barang dagangannya. Dengan nada meyakinkan, si penipu bilang hendak transfer uang, dan meminta nomor rekening serta nomor kartu ATM milik Sri. 
Ujung-ujungnya si penipu mengincar kode verifikasi (OTP) yang dikirim via SMS. Uang di rekening Sri pun akhirnya raib. 

Dari ilustrasi dua kisah tersebut, Anda bisa mengambil kesimpulan kalau di era digital seperti saat ini, keamanan data dan akses sangat penting. Pasalnya, dua hal tersebut sangat rentan digunakan untuk melakukan kejahatan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

Maka dari itu, jangan pernah sekali-kali Anda memberikan data-data pribadi Anda kepada orang yang mencurigakan. Di antara banyaknya data pribadi yang tidak boleh dibagi ke orang lain, ada empat data keamanan penting yang harus Anda simpan sendiri — bahkan Anda pun tidak boleh memberikannya ke petugas bank hingga customer service jasa yang Anda gunakan. Keempat data tersebut adalah PIN, OTP, CVV/CVC dan nomor kartu ATM. 

Personal Identification Number atau yang lebih dikenal dengan sebutan PIN, merupakan sebuah data sangat pribadi yang haram hukumnya diberikan kepada orang lain. Jika orang lain mengetahui PIN Anda, mereka bisa mengakses akun pribadi Anda dan melakukan berbagai kejahatan digital, seperti scamming (media sosial), transfer dan pengambilan dana (perbankan), serta lainnya. 

OTP (One Time Password) 

OTP merupakan password konfirmasi yang lazim dikirimkan ketika Anda baru pertama kali masuk aplikasi ojol ataupun konfirmasi pembelian baik lewat direct debit dan kredit. Dengan memberikan OTP ke orang yang tidak bertanggung jawab, isi akun Anda bisa dipindahtangankan dengan mudah, atau bahkan sampai dikuras habis.  

CVV/CVC (Card Verification Code) 

Ketika melakukan pembelian online, Anda pasti akan mengisi kolom dengan tulisan CVV/CVC. Card Verification Code merupakan tiga digit angka yang terdapat di belakang kartu debit dan kredit. CVV/CVC bisa dibilang merupakan pintu untuk melakukan transaksi online. Maka dari itu, sama seperti kedua data sebelumnya, Anda sama sekali tidak boleh membagikan data ini ke orang lain, agar akun tetap aman. 

Nomor Kartu ATM 

Seiring perkembangan aplikasi finansial, nomor kartu ATM pun saat ini harus Anda rahasiakan. Mengingat banyak aplikasi finansial yang menggunakan nomor kartu ATM bank, dan kode OTP sebagai sarana verifikasi. 

Semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak juga modus penipuan yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, Bank BCA menghimbau kepada seluruh nasabahnya untuk tetap waspada kepada setiap modus terkini. Ingat, petugas bank tidak akan pernah meminta data pribadi Anda.

Sumber: kumparan(dot)com
Tag : Serba Serbi
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar

Back To Top